Tiga Anggota 1000 Abrahamic Circles Meyakini Kebencian Tidak Pernah Diajarkan Dalam Agama

DILI, cinews.id – Tiga anggota 1000 Abrahamic Circles Project yang ke-7.l meyakini, kebencian tidak pernah diajarkan dalam agama.

“Kami tidak mengajarkan kebencian,” ucap ketiga perempuan pemimpin agama Islam, Kristen dan Yahudi ini secara lantang sambil berpegangan tangan dikutip, Kamis (16/5/2024).

Anggota 1000 Abrahamic Circles agama berbeda promosikan kedamaian dan toleransi beragama.

Perwakilan Circle Yahudi, Rabbi Sheryl Nosan mengatakan, sama seperti kupu-kupu, mereka mengajarkan kebebasan dan tidak saling membenci.

“Seperti kupu-kupu, dia dari ulat kemudian menjadi kepompong lalu menjadi kupu-kupu indah yang terbang dengan bebas. Kita seperti itu, kita bebas dan tidak mengajarkan kebencian. Kita indah,” ucapnya.

Ia kemudian menciptakan perjanjian bersama yakni PATH. P untuk pledge yang berarti janji; A untuk against yaitu menentang; T untuk teaching yang adalah mengajarkan; dan H untuk hate dengan arti kebencian.

“Saya pikir singkatan ini yang terbaik. PATH, janji kita untuk menentang mengajarkan kebencian,” tegas Rabi Nosan.

Saat ini, ketiga agama Abrahamic, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi, paling sering ‘bertengkar’. Padahal ketiganya memiliki satu kesatuan dalam ajaran agama.

“Saya diajarkan bahwa semua agama benar. Ya memang benar. Ajaran agama Kristen benar, Yahudi benar, begitu pun Islam. Kita saling melengkapi,” ucap Ustazah Nurhayati yang adalah perwakilan Circle Islam, kepada Medcom.id.

Sementara perwakilan dari Circle Kristen, Pendeta Juliana Buikiak menyebutkan, kasih mendasari ajaran agama setiap dari mereka. “Kasih tidak bisa diciptakan dari luar, tapi harus dari dalam diri kita sendiri. Semua dari kita memiliki kasih yang natural dalam diri dan itu semua menjadi dasar ajaran agama Abrahamic,” ucapnya.

Sudah dilakukan selama enam kali, Circles 7 ini diisi oleh para pemimpin agama perempuan. Ada Ustadzah Nurhayati Marman sebagai perwakilan Circle Islam dari Indonesia, Pendeta Juliana Buikiak Temparaja yang adalah perwakilan Circle Kristen dari Timor Leste, serta Rabbi Sheryl L Nosan, perwakilan Circle Yahudi dari Australia.

Ketiganya akan bersama selama tiga pekan di tiga negara berbeda, dengan berbagai kegiatan yang sudah mereka tentukan. Untuk circle ke-7 ini, mengambil tema ‘Sisters Journey’.

Medcom.id berkesempatan untuk mengikuti perjalanan mereka dari Jakarta, Dili hingga ke Perth. Circle ke-7 dimulai pada Selasa, 7 Mei 2024, dan saat ini pekan kedua di Dili sudah dilaksanakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Verified by MonsterInsights