Jakarta, CINEWS.ID – Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menilai usulan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan agar pemerintah menempatkan Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp50 triliun setiap tahun ke lembaga pengelola investasi strategis milik negara yaitu Indonesia Investment Authority (INA), sebagai langkah memperkuat pembiayaan pembangunan nasional.
Karena menurut Luhut, langkah ini bisa menjadi strategi cerdas untuk mengoptimalkan dana yang selama ini mengendap dan mengubahnya menjadi kekuatan penggerak ekonomi yang nyata
Namun demikian, Purbaya juga menegaskan, bahwa penempatan dana negara ke INA harus benar-benar diarahkan ke sektor riil yang produktif, bukan sekadar diparkir di instrumen keuangan seperti obligasi.
“Saya enggak mau ngasih uang ke sana, uangnya dibelikan bond lagi,” tegas Purbaya dalam keterangan yang diterima CINEWS, Ahad (19/10/2025).
Purbaya menegaskan, orientasi investasi INA seharusnya mampu menjadi motor pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, membuka lapangan kerja, dan menciptakan nilai tambah nyata bagi masyarakat luas.
Ia juga menyoroti langkah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang dinilainya masih terlalu konservatif karena terlalu menggantungkan investasi pada obligasi.
Menurutnya, strategi semacam itu tidak akan memberi efek pengganda (multiplier effect) yang kuat terhadap perekonomian nasional.
Sebagai lembaga sovereign wealth fund (SWF), Purbaya menilai baik INA maupun Danantara seharusnya berani bekerja dengan mengambil peran lebih besar dengan menarik dana investasi asing dan menyalurkannya ke sektor produktif seperti infrastruktur, manufaktur, dan energi hijau.
“INA kan harusnya mengundang investor asing, kan sovereign wealth fund bukan domestik saja,” ujarnya.
Dirinya juga menegaskan, jika INA membutuhkan tambahan dana untuk memperluas investasi di bidang-bidang strategis seperti infrastruktur, industri manufaktur, atau energi hijau, maka dukungan fiskal bisa diberikan.
Kalau dia butuh duit beneran ekspansi kebetulan ya udah kita dukung, tapi kalau masih banyak uangnya di bond, di obligasi, ngapain kita dukung?” katanya.
Sebelumnya, dalam kegiatan ‘1 Tahun Prabowo–Gibran: Optimism 8 Persen Economic Growth’ Luhut menyampaikan bahwa pemerintah sebaiknya mengalokasikan Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp50 triliun setiap tahun ke INA.
Menurutnya, dana tersebut bisa menjadi mengerek ekonomi nasional jika dikelola dengan strategi jangka panjang dan produktif.
“Sovereign wealth fund kita ini, kalau kita tarik investasi Rp50 triliun ke situ tiap tahun, dari dana yang masih sisa di Bank Indonesia (BI), kita bisa leverage Rp1.000 triliun dalam lima tahun ke depan,” ujar Luhut.
Eksplorasi konten lain dari CINEWS.ID
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.