Tentara Israel Bajak Kapal Kemanusiaan Gaza yang Ditumpangi Aktivis Rima Hassan dan Greta Thunberg

kapal "Madleen" yang membawa Greta Thunberg dan aktivis lainnya menuju Gaza.

Yerusalem, CINEWS.ID – Tentara Israel membajak dan mengambil alih kapal kemanusiaan yang mencoba menerobos blokade laut di Jalur Gaza.

“Kapal tersebut, Bersama 12 awaknya, termasuk aktivis Greta Thunberg kini dibawa ke sebuah pelabuhan, kata pejabat negara zionis itu pada Ahad, (8/6/2025).

Untuk di ketahui, Kapal pesiar berbendera Inggris Madleen, yang dioperasikan oleh badan kemanusiaan pro-Palestina Freedom Flotilla Coalition (FFC), bertujuan untuk mengirimkan sejumlah bantuan simbolis ke Gaza pada Senin (9/6/2025) dan meningkatkan kesadaran internasional tentang krisis kemanusiaan di sana.

Namun, Freedom Flotilla Coalition (FFC), organisasi penyelenggara misi kemanusiaan tersebut mengatakan melalui akun Instagramnya, kapal itu dinaiki pasukan Israel pada malam hari sebelum mencapai pantai.

Kementerian Luar Negeri Israel kemudian mengonfirmasi bahwa kapal itu berada di bawah kendali Israel.

“Kapal pesiar swafoto milik para ‘selebriti’ itu dengan selamat menuju pantai Israel. Para penumpang diharapkan kembali ke negara asal mereka,” tulis kementerian di X, sebagaimana dilansir Reuters.

Semua penumpang selamat dan tidak terluka, kementerian kemudian menambahkan.

“Mereka diberi roti lapis dan air. Pertunjukan selesai,” jelas Kementerian Luar Negeri Israel.

Di antara 12 awak kapal tersebut terdapat aktivis iklim Swedia Thunberg dan Rima Hassan, anggota Parlemen Eropa asal Prancis.

“Awak Freedom Flotilla ditangkap oleh tentara Israel di perairan internasional sekira pukul 2 pagi,” tulis Hassan di X. Sebuah foto memperlihatkan awak kapal duduk di atas kapal, semuanya mengenakan jaket pelampung, dengan tangan terangkat ke atas.

Kapal pesiar itu membawa kiriman kecil bantuan kemanusiaan, termasuk beras dan susu formula bayi. Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa kapal itu akan dibawa ke Gaza.

“Sejumlah kecil bantuan yang ada di kapal pesiar dan tidak dikonsumsi oleh ‘para selebriti’ akan ditransfer ke Gaza melalui saluran kemanusiaan yang sebenarnya,” tulisnya.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz memerintahkan militer pada Minggu untuk mencegah Madleen mencapai Gaza, dengan menyebut misi itu sebagai upaya propaganda untuk mendukung Hamas.

Israel memberlakukan blokade laut di daerah kantong pantai itu setelah Hamas menguasai Gaza pada 2007.

Blokade tersebut tetap berlaku selama beberapa konflik, termasuk perang saat ini, yang dimulai setelah serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang, menurut penghitungan Israel.

Pemerintah Israel mengatakan blokade tersebut penting untuk mencegah senjata mencapai Hamas.

Menurut Kementerian kesehatan Gaza, lebih dari 54.000 warga Palestina telah tewas sejak dimulainya kampanye militer Israel. Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memperingatkan bahwa sebagian besar dari lebih dari 2 juta penduduk Gaza menghadapi kelaparan.

Pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk hak asasi manusia di wilayah Palestina, Francesca Albanese, telah mendukung operasi FFC dan pada Ahad (8/6/2025), mendesak kapal-kapal lain untuk menantang blokade Gaza.

“Perjalanan Madleen mungkin telah berakhir, tetapi misinya belum berakhir. Setiap pelabuhan Mediterania harus mengirimkan kapal-kapal dengan bantuan & solidaritas ke Gaza,” tulisnya di X.

Editor: Hermanto