JAKARTA, Cinews.id – Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Yadi Sofyan Noor menilai kebijakan Bulog yang lebih memprioritaskan penyerapan beras daripada gabah berpotensi merugikan petani.
“Dengan membeli beras, bukan gabah, Bulog melewatkan kesempatan untuk membantu petani mendapatkan harga layak. Petani terpaksa menjual gabah mereka kepada tengkulak dengan harga murah, sementara nilai tambah justru dinikmati oleh pihak lain,” kata Yadi dalam keterangan tertulis, Ahad (19/1/2025).
Langkah Bulog yang menyerap beras juga dikhawatirkan memperlemah semangat petani dalam berproduksi.
“Jika petani merasa kerja keras mereka tidak dihargai, produktivitas sektor pertanian bisa terancam. Bagaimana kita bisa mencapai swasembada pangan jika petani terus dirugikan?,” imbuh dia.
Yadi pun menyampaikan keuntungan strategis yang bisa diperoleh Bulog jika menyerap gabah, di antaranya gabah lebih mudah disimpan dalam jangka waktu panjang, sementara kualitasnya dapat diolah menjadi beras dengan standar yang lebih baik. Hal ini juga memberi Bulog kendali penuh atas proses pengolahan dan distribusi beras.
Yadi mengingatkan Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan agar Bulog menyerap gabah di seluruh Indonesia tanpa terkecuali, sebagai bagian dari upaya mempercepat swasembada pangan.