TANGERANG, Ciinews.id – Keberadaan pagar laut misterius diperkirakan panjang mencapai 30,16 Km yang terbentang dari Teluknaga hingga Kronjo, Kabupaten Tangerang, menganggu aktivitas nelayan yang mencari ikan di pinggir pantai.
Dari informasi yang diterima Cinews.id, tukang yang melakukan pemasangan pagar laut di Pulau Cangkir, Kronjo, Kabupaten Tangerang mendapatkan Rp125 ribu perharinya.
“Kalau di atas Rp100 ribu, kalau engga Rp125 ribu perhari,” kata salah seorang nelayan di Pulau Cangkir saat ditemui Jumat (10/1/2025) pagi hari.
Dan menurut keterangannya, pengerjaan pemasangan pagar laut itu memakan waktu 3 bulan untuk di Pulau Cangkir, Maka, jika dikalkulasikan untuk biaya upah saja mencapai Rp9 juta.
Namun menurutnya, jika dihitung dari Teluknaga, Kabupaten Tangerang, setiap tukangnya bisa mendapatkan belasan juta rupiah.
“Pengejaraannya seselainya itu dari Tanjung Burung ke sini kurang lebih 5-6 bulanan. Kalau disini sekitar 3 bulanan,” katanya.
Dia pun menjelaskan, bahwa tukang-tukang yang di bayar untuk memasang pagar itu berasal dari desa Ketapang, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang. Lantaran posisi desa Ketapang yang jaraknya cukup dekat dengan di wilayahnya.
“Tukangnya dari Mauk, (Desa) Ketapang. Mungkin ada oeang desa Kohod. Jadi setiap wilayah itu diambil tenaga di wilayahnya masing-masing, cuman orang Kronjonya engga ada yang mau. Yang kerja itu krnag terdekat, orang ketepang. Aturannya yang punya wilayahnya,” ungkapnya.
Ditempat berbeda, menurut keterangan salah seorang nelayan di perairan Ketapang, Mauk, Kabupaten Tangerang, mengaku mendapatkan intimidasi saat ingin protes adanya pemasangan pagar laut Tangerang yang terbuat dari bambu.
Menurutnya, saat itu warga bersama-sama protes karena adanya pemasangan pagar tersebut. Namun, warga yang memprotes keberadaan pagar laut itu didatangi oleh salah satu orang yang dianggap penting di desanya, yang biasa dipanggil Jaro.
Jaro meminta kepada warga untuk tidak usah ikut campur, jika tidak ingin terkena masalah.
“Jangan macam-macam, mau dilaporin polisi? Ini proyek besar,” kata salah satu warga menirukan ucapan Jaro.
Setelah mendapatkan peringatan itu, mereka pun memilih untuk pura-pura tidak tahu. Sebab warga merasa takut dengan ancaman tersebut.
“Ya sudah diam saja, kalau rakyat kecil mah gimana kalau sudah urusan sama polisi mah,” ungkapnya.