GAZA, Cinews.id – Pasukan Israel membakar Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara pada Senin (21/10/2024). Aksi pembakaran dilakukan saat mereka memperketat pengepungan di wilayah utara daerah kantong Gaza.
Hingga kini, setidaknya 200.000 orang telah terperangkap di kamp Jabalia selama 17 hari tanpa bantuan, makanan, dan air.
“Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara pada hari Senin, salah satu dari hanya tiga rumah sakit yang berfungsi sebagian dari 10 rumah sakit di daerah tersebut,” kata pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza, seperti dikutip The National, Selasa (22/10/2024).
Para saksi melaporkan bahwa tentara juga telah membakar gedung-gedung tempat ribuan orang berlindung.
Rumah sakit di Beit Lahia, utara Jabalia, “ditargetkan secara langsung”, kata kementerian Kesehatan Gaza.
Kementerian Kesehatan Gaza menambahkan, bahwa generatornya dibom yang memutus aliran listrik dan menyebabkan
“pasien meninggal setelah terputus dari perangkat oksigen,”katanya dalam pernyataan itu.
Dengan pembatasan ketat pada pergerakan mereka, staf rumah sakit harus menguburkan jenazah di dalam kompleks medis, yang masih dalam pengepungan.
“Bahkan pilihan untuk memprioritaskan yang terluka tidak lagi tersedia, karena banyak dari yang terluka dibiarkan mati kehabisan darah kemarin karena banyaknya korban,” kata kementerian tersebut.
Yousri Qarmout, 37, mengatakan kepada The National bahwa pasukan Israel membakar gedung-gedung di Beit Lahia tempat orang-orang berlindung, “Pendudukan tidak berhenti menggunakan taktik pembakaran dan pembongkaran selama operasi ini. Setiap hari, kami melihat gumpalan asap mengepul di mana-mana.
“Kemarin, tentara Israel membakar banyak gedung di sekitar Rumah Sakit Indonesia, daerah yang terkenal dengan banyak tempat berlindung. Kebakaran belum berhenti dan asap mencapai sebagian besar wilayah Gaza utara, sementara suara ledakan terus berlanjut tanpa henti,” jelas Qarmout.
Iman Wadi, 31 tahun, adalah salah satu pengungsi Palestina yang harus melarikan diri dari salah satu tempat penampungan di sekitar Rumah Sakit Indonesia. Ia tiba di kota Gaza bersama ibu, anak, dan tiga saudara perempuannya pada Sabtu malam setelah pasukan Israel menyerbu tempat penampungan mereka.
“Para tentara tiba pada Sabtu dini hari,” kata Wadi kepada The National.
“Dua jam kemudian, mereka memerintahkan semua pemuda dan anak laki-laki berusia di atas 10 tahun untuk turun dari kamar ke halaman. Mereka membawa mereka ke lokasi yang tidak diketahui dengan todongan senjata, memukuli dan menyiksa mereka,” jelas Wadi.
Ayah, saudara laki-laki, dan suami Wadi termasuk di antara mereka yang ditahan.
“Mereka membakar tempat penampungan di dekat Rumah Sakit Indonesia dan memperingatkan kami untuk tidak melihat ke kanan atau ke kiri, atau nyawa kami akan terancam,” kata Wadi.
Ratusan ribu orang di Gaza utara masih terkepung. Setidaknya 200.000 orang telah terperangkap di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara selama 17 hari, di mana tidak ada bantuan yang diizinkan masuk. Pergerakan sangat dibatasi dan kondisinya memburuk setiap hari. Hanya tiga dari 10 rumah sakit di Gaza utara yang berfungsi sebagian.
Rami Youssef, 26 tahun, dan keluarganya di Jabalia barat termasuk di antara mereka yang dikepung oleh tank-tank Israel. Mereka tidak memiliki akses ke makanan atau air dan pemboman terus berlanjut.
“Sama sekali tidak ada cara untuk melarikan diri; siapa pun yang mencoba memasuki atau meninggalkan kamp melalui rute apa pun selain yang ditentukan oleh tentara akan dibunuh di tempat,” katanya kepada The National.
Eksplorasi konten lain dari Cinews.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.