Jakarta, CINEWS.ID – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mengkaji kemungkinan potongan biaya aplikasi ojek online atau ojol dari 20 persen menjadi 10 persen. Kajian ini berangkat tuntutan pengemudi ojol beberapa waktu lalu.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kemenhub, Aan Suhanan mengatakan, pihaknya sangat hati-hati dalam memutuskan keputusan potongan aplikasi ini. Sebab, ekosistem yang terbangun dari aplikasi ini sangat kompleks.
“Terkait pemotongan (biaya aplikasi) 10 persen, ini juga kami sedang mengkaji dan mensurvei, karena seperti tadi disampaikan bahwa ekosistem yang terbangun dari ojek online ini sungguh-sungguh banyak sekali Pak,” ujar Aan dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI, Senin (30/6/2025).
Saat ini, kata Aan, untuk mitra ojek online sendiri ada lebih dari 1 juta, kemudian pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang sudah ada di dalam ekosistem tersebut sekitar 25 juta.
Karena itu, sambung Aan, Kemenhub mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam mengambil keputusan terkait potongan aplikasi ini. Aan juga menekankan pihaknya berusaha menjaga iklim yang baik antara mitra dan aplikator
“Kami hati-hati dalam menentukan ini Pak, karena Pak Menteri (Perhubungan) menginginkan ekosistem ini tetap terpelihara karena banyak lapangan pekerjaan akibat dari transportasi atau ojek online ini,” ungkap Aan.
Aan juga memastikan semua masukan dan saran makan di akomodir baik dari pengemudi ojek online, pelaku UMKM maupun dari aplikator.
“InsyaAllah dalam waktu dekat kami akan menyampaikan hasil kajian tersebut dan tentu ini akan disosialisasikan sehingga ekosistem yang terlibat dalam ojek online ini tidak ada yang dirugikan,” ujarnya.
“Kami mohon waktu untuk survei yang akan kami lakukan dan kaji secara mendalam untuk penentuan tarif 10 persen,” pungkasnya.
| Editor: Zainuddin |
Eksplorasi konten lain dari CINEWS.ID
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

