Jakarta, CINEWS.ID – Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia menerima pinjaman Rp6,65 triliun (setara USD408 juta) dari Danantara untuk mendukung upaya pemulihan keuangan perusahaan. Pinjaman melalui Danantara Asset Management itu merupakan bagian dari paket pembiayaan senilai USD1 miliar.
Dana ini akan digunakan untuk mendukung proses pemulihan Garuda, termasuk perawatan, perbaikan, dan overhaul armada pesawat.
“Dengan dukungan dari Danantara, Garuda Indonesia memproyeksikan penguatan kapabilitas operasional melalui optimalisasi bisnis dan kinerja,” kata Direktur Utama Garuda, Wamildan Tsani Panjaitan dalam keterangannya yang dikutip, Rabu (25/6/2025).
“Hal ini diharapkan memperkuat posisi Garuda sebagai maskapai kelas dunia,” imbuhnya.
Namun disisi lain, dalam keterbukaan informasi terpisah di Bursa Efek Indonesia, Garuda menyampaikan Rp4,8 triliun (sekitar USD294 juta) akan dialokasikan untuk anak usahanya, Citilink.
Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung pemeliharaan armada dan memastikan kesiapan operasional pesawat-pesawat Citilink.
Diketahui, Garuda yang dimiliki bersama pemerintah dan miliarder Chairul Tanjung telah lama bergulat dengan masalah utang dan keuangan.
Pada 2023, Garuda merestrukturisasi utangnya USD10 miliar, tetapi masih membutuhkan dukungan pemerintah untuk bertahan.
Dimana pendapatan perusahaan naik 16 persen menjadi USD3,4 miliar tahun lalu, tetapi Garuda tetap mencatat kerugian bersih USD$69 juta.
Itu turun dari laba bersih USD252 juta pada tahun sebelumnya. Tahun lalu, Garuda mengoperasikan 139 pesawat dan melayani lebih dari 23 juta penumpang.
Pada November, perusahaan menunjuk Wamildan Tsani, mantan eksekutif puncak Lion Air, sebagai CEO baru dalam upaya membalikkan kinerja keuangan perusahaan.
Menurut data real-time Forbes, Chairul Tanjung, yang memimpin CT Corp, memiliki kekayaan bersih sekitar USD4,3 miliar.
Reporter: Muhammad Faudzan |
Editor: M. Ibnu Ferry |