Jakarta, CINEWS.ID – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengungkap, ada 16 Pulau yang disengketakan antara Kabupaten Trenggalek dan Tulungagung. Dimana sebelumnya, hanya 13 Pulau yang disebut diperebutkan wilayah administrasinya.

“Pulau yang disengketakan, yang selama ini disampaikan itu 13. Setelah kita telaah bersama, terdapat kesamaan. Kesamaan klaim di mana dari Tulungagung dan dari Trenggalek,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri, Tomsi Tohir, Selasa (24/6/2025).
Adapun Kemendagri memutuskan untuk saat itu 16 Pulau itu akan ada di bawah naungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim). Nantinya, pemerintah akan kembali menggelar rapat terkait penataan pulau-pulau itu.
“Kita menetapkan bahwa 16 pulau tersebut untuk sementara masuk dalam cakupan wilayah administrasi Provinsi Jawa Timur. Jadi tidak masuk Trenggalek, tidak juga masuk Tulungagung, masuk wilayah administrasi Provinsi Jawa Timur,” jelas Tomsi.
Menurut Tomsi, Keputusan itu merupakan hasil rapat antara Kemendagri, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Kementerian Kelautan-Perikanan, dan Kementerian ATR/BPN pada Selasa (24/6/2025).
Kemendagri akan kembali menggelar rapat musyawarah pada Juli 2025 untuk memutuskan kepemilikan pulau-pulau itu. Rapat akan turut mengundang Gubernur Jawa Timur, Bupati Trenggalek dan Tulungagung hingga Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) dari masing-masing wilayah.
“Rapat lebih lanjut Insya Allah akan dilaksanakan pada awal bulan Juli. Nantinya akan dihadiri tim pusat yang saya sebutkan tadi, kemudian Gubernur Jawa Timur beserta Ketua Dewan Jawa Timur, Bupati Trenggalek dan Bupati Tulungagung beserta Ketua Dewan masing-masing,” terang Tomsi.
Sebagai informasi, sebelumnya sebanyak 13 Pulau menjadi rebutan atas wilayah administrasinya Trenggalek dan Tulungagung. Pulau-pulau di antaranya Pulau Anak Tamengan, Pulau Anakan, Pulau Boyolangu, Pulau Jewuwur, Pulau Karangpegat, Pulau Solimo, Pulau Solimo Kulon, Pulau Solimo Lor, Pulau Solimo Tengah, Pulau Solimo Wetan, Pulau Sruwi, Pulau Sruwicil, dan Pulau Tamengan.
Reporter: Sandi |
Editor: Pratomo Kurniawan |