Berita  

Saat Kunjungan ke Sorong, Menteri ESDM Diteriaki Penipu Oleh Aktivis Tolak Tambang Nikel

Massa aksi di bandara Domine Eduard Osok (DEO).

Sorong, CINEWS.ID – Kunjungan kerja Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di Sorong, Papua Barat Daya diwarnai protes keras dari masyarakat. Bahkan masyarakat meneriakkan kata ‘Bahlil penipu!’.

Video peristiwa itu pun viral di media sosial. Dalam video yang di media sosial, tampak massa pengunjuk rasa mendatangi bandara Domine Eduard Osok (DEO) di Sorong.

Para aktivis penolak tambang nikel di Raja Ampat ramai-ramai teriak ‘Bahlil penipu!’.

Massa diduga kesal karena Bahlil meninggalkan Bandara DEO lewat pintu belakang.

“Bahlil penipu! Bahlil penipu!” teriak para aktivis.

Dalam aksi itu, mereka juga membentangkan spanduk-spanduk bertuliskan protes atas pertambangan di Raja Ampat.

Sebelumnya, Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa izin tambang nikel di Raja Ampat sudah terbit sebelum dirinya menjabat sebagai menteri. Dia mengklaim, perizinan keluar sejak dirinya masih menjadi Ketua Umum HIPMI.

“Saat izin usaha pertambangan dikeluarkan, saya masih Ketua Umum HIPMI Indonesia, Ketua Umum BPP HIPMI dan belum masuk di kabinet,” kata Bahlil dalam keterangannya, dikutip Sabtu (7/6/2025).

Bahlil menambahkan, dirinya segera melakukan verifikasi langsung ke lapangan untuk memahami kondisi sebenarnya terkait maraknya pemberitaan yang beredar di publik. Dia juga menyebut bahwa PT GAG Nikel, sebagai pemenang izin telah dihentikan operasinya.

“Karena itu untuk memahami kondisi sebenarnya kita harus crosscheck ke lapangan guna mengetahui kondisi sebenarnya secara obyektif,” katanya.

Lebih lanjut, Bahlil membantah kabar bahwa aktivitas pertambangan PT GAG Nikel berlangsung di Pulau Piaynemo yang menjadi salah satu ikon pariwisata Raja Ampat. Menurutnya, penambangan dilakukan di Pulau GAG, yang jaraknya kurang lebih 30-40 km dari Pulau Piaynemo.

“Aktivitas pertambangan dilakukan di Pulau GAG bukan Piaynemo seperti yang perlihatkan di beberapa media yang saya baca. Saya sering di Raja Ampat Pulau Piaynemo dengan Pulau GAG, itu kurang lebih sekitar 30 km sampai dengan 40 km. Di wilayah Raja Ampat itu betul wilayah pariwisata yang kita harus lindungi,” pungkasnya.

Editor: Chandra