Khawatir Merusak Tatanan Masyarakat Bali, Pecalang Tegas Menolak Kehadiran Grib Jaya

Kehadiran GRIB Jaya di Bali ditolak tegas oleh Pecalang yang merasa tidak membutuhkan bantuan ormas. (Tangkap Layar Instagram/@everythingbali.official)

Denpasar, CINEWS.ID Kehadiran organisasi masyarakat (Ormas) Gerakan Masyarakat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya di Bali menuai kontroversi dan jadi sorotan publik di pulau Dewata itu. Pasalnya di Bali sendiri sudah ada Pecalang yang sudah ada turun temurun sejak zaman kerajaan Bali.

Perlu di ketahui, Pecalang adalah petugas keamanan adat tradisional di Bali yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban di desa atau banjar.

Mengutip dari akun Instagram @everthingbali.official, Salah seorang perwakilan Pecalang menyatakan, mereka menolak tegas kehadiran ormas yang diketuai oleh Hercules Rosario Marshal itu atau organisasi dari luar yang hadir dengan membawa agenda apapun.

“Kami pecalang, kami bukan penjaga biasa. Kami adalah bagian dari sistem adat yang sudah diwariskan turun temurun untuk menjaga Bali,” kata pecalang yang dikutip CINEWS pada Ahad (4/5/2025).

Ia menyatakan kekhawatirannya terkait kehadiran GRIB Jaya di Bali justru akan merusak tatanan hidup masyarakat sekitar.

“Kami tidak butuh ormas dari luar. Kami tidak butuh pihak asing yang datang membawa agenda dan merusak tatanan hidup masyarakat di Bali,” katanya.

Karena melalui pecalang, Bali memiliki sistem keamanannya sendiri sejak dahulu berjalan yang tetap mengedepankan etika dan aturan yang berlaku.

“Kami sudah punya sistem sendiri. Sistem itu terbukti berjalan, kuat, dan menghormati rakyat,” ucapnya.

Dengan jumlah yang cukup banyak, pecalang sudah dirasa cukup untuk menjaga dan melindungi adat.

“Di seluruh BaliĀ ada 1500 desa adat. Di setiap desa adat pecalang hadir,” pungkasnya.