BPS Melaporkan Neraca Perdagangan RI Pada Maret 2025 Surplus Capai 4,33 Miliar Dolar AS

Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers Perkembangan Ekspor dan Impor Maret 2025 di Jakarta, 21 April 2025. (Foto: Fauzan)

Jakarta, CINEWS.ID – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti melaporkan, neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2025 tercatat surplus sebesar 4,33 miliar dolar AS atau naik 1,23 miliar dolar AS secara month to month (mom) jika dibandingkan dengan Februari 2025 senilai 3,10 miliar dolar AS.

Menurut Amalia, neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2025 mencatatkan surplus selama 59 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

“Pada Maret 2025 neraca perdagangan barang mencatat surplus 4,33 miliar dolar AS atau naik sebesar 1,23 miliar dolar AS secara bulanan. Dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 59 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” kata Amalia dalam konferensi pers, Senin (21/4/2025).

Amalia menyampaikan, surplus neraca perdagangan ini ditopang oleh surplus pada komoditas non migas sebesar 6 miliar dolar AS

Menurutnya komoditas penyumbang utama surplus yaitu lemak minyak hewan nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.

Selain itu, Amalia menyampaikan neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit sebesar 1,67 miliar dolar AS yang tentunya berasal dari defisit pada hasil minyak maupun minyak mentah.

Amalia menuturkan, surplus neraca perdagangan Indonesia ini terjadi dengan beberapa negara, tiga terbesar adalah Amerika Serikat, India, dan Filipina.

“Beberapa negara dengan tiga terbesar adalah Amerika Serikat 1,98 miliar dolar AS, India 1,04 miliar dolar AS, dan Filipina 0,71 miliar dolar AS,” jelasnya.

Selain itu, defisit perdagangan terjadi dengan beberapa negara tiga terbesar yakni China sebesar 1,11 miliar dolar AS, Australia 0,35 miliar dolar AS, dan Thailand 0,19 miliar dolar AS.

Adapun, pada periode Januari-Maret 2025 neraca perdagangan juga tercatat surplus sebesar 10,92 miliar dolar AS, atau naik 3,51 miliar dolar AS dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 7,41 miliar dolar AS.

“Surplus ini ditopang oleh komoditas non migas 15,76 miliar dolar AS, sementara itu neraca perdagangan migas defisit sebesar 4,84 miliar dolar AS,” jelasnya.