YOGYAKARTA, cinews.id – Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan badan layanan umum di bidang pengelolaan museum dan cagar budaya nasional yakni Indonesian Heritage Agency (IHA). Kegiatan peluncuran berlangsung di Benteng Vredeburg, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Terbentuknya Indonesian Heritage Agency (IHA) dianggap menjadi salah satu tonggak penting dalam upaya pelestarian warisan budaya di Indonesia.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid mengatakan hal ini bukan hanya tentang pengelolaan museum dan cagar budaya. Tetapi juga bagaimana bangsa Indonesia memanfaatkan dan merawat kekayaan budaya yang dimiliki.
Hilmar juga menjelaskan bahwa kehadiran Indonesian Heritage Agency (IHA) diharapkan menjadi motor penggerak dalam mewujudkan masyarakat yang berbudaya.
“Menggabungkan 18 museum yang ada di bawah Kemdikbud dan 34 cagar budaya di bawah satu manajemen. Itu perubahan paling besar yang kita lakukan untuk meningkatkan layanan,” kata Hilmar.
“Dan untuk bisa meningkatkan layanan, maka tata kelolanya juga diubah, jadi secara manajerial kita membentuk satu organisasi yang membawahi 18 museum dan 34 cagar budaya itu,” lanjutnya.
Dewan Pengawas IHA Ricky Pesik mengungkap bahwa Indonesian Heritage Agency (IHA) dibentuk untuk membembangun tata kelola museum yang lebih modern. Sebab, tata kelola museum di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain.
Indonesian Heritage Agency (IHA) diharapkan bisa menjadi pusat budaya pusat dan ruang publik yang menarik banyak pengunjung secara masif. Sehingga, menjadi sumber pendapatan baru.
“Badan layanan umum ini instrumen kementerian untuk membangun sebuah ‘badan usaha’ karena dia diberi kewenangan untuk mengelola pendapatan dan memanfaatkan pendapatannya itu untuk pengembangan lembaganya, termasuk kalau di kita museum-museum dan cagar budaya,” ujar Ricky, Kamis (16/5/2024).
