DENPASAR, cinews.id – Polda Bali menggerebek dan memasang police line pada lokasi spa di kawasan Seminyak. Gedung 3 lantai bernama Pink Palace tersebut diduga dipakai untuk praktik prostitusi berkedok spa. Gedung yang berwarna pink tersebut beralamat di Jalan Mertasari, Kerobokan Kelod, Kabupaten Badung.
Bukan hanya itu. Dua mobil boks dengan tulisan Pink Palace yang sedang parkir di halaman belakang gedung juga ikut disita dan diamankan polisi. Hingga saat ini belum ada penjelasan secara resmi dari Polda Bali.
Kabid Humas Polda Bali Kombes Jansen Avitus Panjaitan membenarkan pihaknya melakukan penggerebekan di tempat tersebut beberapa hari lalu. Kini penyidik sementara melakukan pendalaman.
“Ya benar, prosesnya sedang berjalan. Masih kami dalami,” ujar Jansen, Senin (16/9/2024).
Menurut Jansen, pihaknya belum mendapatkan laporan resmi dari Ditreskrimum Polda Bali untuk disampaikan ke awak media.
“Nanti kami koordinasikan dengan petugas terkait. Kami belum ada informasi lengkap tentang pemasangan police line tersebut. Informasi tentang prostitusi sesama jenis juga belum ada penjelasan yang detail. Namun beberapa spa di Bali yang berkedok sebagai tempat esek-esek juga ditutup. Salah satunya ialah Flame Spa yang juga ada di sekitar kawasan Seminyak. Kalau soal Pink Palace atau prostitusi sesama jenis belum ada penjelasan resmi,” jelas Jansen.
Seorang sopir bernama Lodfiko membenarkan mobilnya yang selama ini ada tulisan Pink Palace juga sudah ditahan polisi. Namun ia mengaku saat mobil disita, dirinya sedang liburan atau off. Ia juga mengakui mobil tersebut tidak ada hubungannya dengan operasional Pink Palace atau lokasi dugaan praktik prostitusi sesama jenis tersebut.
“Mobil-mobil yang bertuliskan Pink Palace itu sebenarnya selama ini parkir di pangkalan atau gudang di Jalan Nakula, Seminyak. Namun karena gudang terbakar, lokasi parkir dipindahkan di belakang Gedung Pink Palace. Selama ini mobil tersebut hanya mengantarkan logistik tetapi bukan ke Pink Palace melainkan ke The Goat Seminyak dan The Goat Legian,” ujarnya.
Informasi yang berhasil dihimpun di lokasi diketahui, Polda Bali menggerebek gedung Pink Palace karena dipakai untuk esek-esek sesama jenis atau lesbian tetapi selama ini merupakan tempat spa. Kasus prostitusi sesama jenis hingga biseksual di Pink Palace membuat Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Bali menahan 4 orang sebagai staf. Penyidik akan memanggil sang owner yang diketahui orang asing dari Australia bernama Mick.
Dari lingkungan Polda Bali juga didapati informasi bahwa ada 4 orang ditahan, salah satunya ialah manajer berinisial WS dan tiga lainnya ialah perempuan yang dipekerjakan sebagai pelaku prostitusi berkedok spa. Empat orang tersebut sudah diperiksa secara intensif sejak Minggu pagi, 15 September 2024.
Pemeriksaan sementara diketahui jika Pink Palace merupakan tempat esek-esek yang lebih khusus kepada wisatawan asing. Hal ini jelas terpampang pada papan nama yang dengan terang benderang bertuliskan Pink Palace Sensual SPA and Relaxation Centre, Happy Coq, dan Happy Life.
Mereka melayani tamu sesuai kesepakatan, tetapi ada standar layanan yang ditawarkan oleh manajemennya. Ada beberapa layanan yang ditawarkan dengan harga yang berbeda. Semuanya tergantung kesepakatan awal sebelum eksekusi.
Karena memiliki beberapa jenis layanan khusus, harganya bervariasi dan lumayan mahal. Beberapa layanan itu ialah butterfly, terapis hanya menggunakan pakaian dalam saja dalam melayani tamunya. Ada paket lulur ditambah layanan blowjob dan istimewa yakni plus-plus atau full service dengan harga cukup mahal.
Eksplorasi konten lain dari Cinews.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.