Ketum NasDem Surya Paloh Sebut Pemilu di Indonesia Lebih Liberal dari Amerika

Ketua umum NasDem Surya Paloh membuka rapat koordinasi nasional dewan pertimbangan NasDem se Indonesia di NasDem Tower, Jakarta pada Jumat (14/2/2025).

Jakarta, CINEWS.ID – Dalam rapat Koordinasi Dewan Pertimbangan NasDem se-Indonesia di NasDem Tower, Jakarta pada Jumat (14/2/2025), Ketua Umum (Ketum) Partai NasDem Surya Paloh mengatakan, tantangan pada Pemilu 2029 bakal menjadi yang paling berat untuk dihadapi pihaknya ketimbang pemilu-pemilu sebelumnya.

Sorotan tersebut ditekankan Surya karena pada Pemilu 2029, logistik yang dibutuhkan oleh partai sangat besar.

Surya meminta semua pihak tidak lagi menutup-nutupi fakta di lapangan, bahwa demokrasi Indonesia saat ini sudah mengarah pada kapitalistik dan liberalisme. Bahkan, ia tidak segan-segan menyebut liberalisme Indonesia sudah melebihi praktik di Amerika Serikat (AS).

“Ini demokrasi yang super liberal, lebih liberal dari Amerika. Negara ini, negara kita ini, hari ini, ada konsekuensinya dengan kebebasan yang absolut seperti ini,” ujar Surya dikutip, Sabtu (15/2/2025).

Surya menyinggung, pilpres di AS tak hanya mengenal istilah popular vote atau suara terbanyak, tapi juga electoral vote alias suara elektoral. Pada Pilpres AS 2016, ia mencontohkan, capres dari Partai Demokrat Hillary Clinton dinyatakan kalah dari Donald Trump yang merupakan capres dari Partai Republik meski mengantongi suara terbanyak.

“Kalau di Indonesia, yang menang Hillary. Karena dia (menang) popular vote. Kita ini langsung. Di sana (yang menang) Trump (dengan sistem elektoral),” jelasnya.

Bagi Surya, kemampuan dan pengetahuan dalam mengonsolidasi sebuah partai tidaklah cukup bagi NasDem untuk menghadapi Pemilu 2029. Di samping sumber daya dan strategi yang tepat, ia menekankan pentingnya kebutuhan logistik.

Ia mengakui, NasDem belum mampu menerapkan kebijakan yang konvensional dan tradisional sekalipun guna menghimpun logistik, misalnya dengan pemungutan iuran keanggotaan. Oleh karenanya, Surya mengajak jajarannya untuk melakukan inovasi dan mengeluarkan pemikiran-pemikiran strategis.

Di sisi lain, ia mengingatkan bahwa cara untuk mencapai tujuan itu tidak boleh dilakukan dengan langkah-langkah yang justru melanggar norma hukum. Surya mengingatkan, kemampuan jajarannya untuk memberikan arti atas eksistensi NasDem harus dilakukan dengan menggandengkan profesionalisme dan etika serta moralitas.

“Karena partai berkewajiban untuk di setiap saat meningkatkan kewaspadaannya, untuk dia tidak bersentuhan terhadap aspek yang melakukan pelanggaran hukum,” ungkapnya.