Pelajar di Sumut Meninggal Diduga Akibat Dianiaya Anggota Polres Asahan

Puluhan remaja menggelar aksi solidaritas di depan Polres Asahan, Rabu (12/3/2025) malam.

Asahan, CINEWS.ID – Ratusan pemuda menyalakan lilin di halaman Polres Asahan, Sumatera Utara pada Rabu malam, 12 Maret 2025 sebagai bentuk simpati dan solidaritas terhadap teman mereka Pandu Brata Syahputra Siregar yang meninggal dunia yang diduga dianiaya oleh anggota Polisi hingga tewas.

Pandu Brata Syahputra Siregar adalah seorang anak yatim piatu siswa kelas 12 SMA Katolik Panti Budaya.

Kejadian bermula saat petugas Polsek Simpang Empat membubarkan aksi balap liar. Saat itu, korban bersama empat rekannya akan menonton balap liar, karena takut lalu ia melarikan diri.

Saat dikejar petugas, korban yang berboncengan empat dalam satu sepeda motor melompat dan mengalami luka pada wajah, kemudian dibawa petugas ke Polsek Simpang Empat.

Sebelum meninggal dunia, korban bercerita kepada sepupunya telah terjadi pemukulan oleh petugas. Hal itu bisa dilihat pada hasil rontgen yang dilakukan oleh pihak keluarga.

“Ada pemukulan dua kali di TKP,” kata sepupu korban, Supriyono Siregar, Kamis (13/3/2025).

Kasi Humas Polres Asahan, IPTU Anwar Sanusi, membenarkan adanya penangkapan terhadap Pandu dan beberapa temannya. Menurutnya, petugas bertindak berdasarkan laporan masyarakat tentang adanya sekelompok pemuda yang diduga akan melakukan balap liar.

“Awalnya, pada hari Minggu, Polsek Simpang Empat mendapatkan informasi dari masyarakat tentang sekelompok pemuda yang diduga hendak melakukan balap liar. Kapolsek kemudian memerintahkan personel untuk mengecek lokasi,” jelas Anwar dilansir Tribunews.com, Rabu (12/3/2025).

Setelah tiba di lokasi, petugas menemukan sekitar 50 orang masih berkumpul. Sebagian dari mereka membubarkan diri, sementara Pandu dan tiga temannya berusaha melarikan diri.

“Personel Polsek mencoba menghentikan mereka, tetapi mereka tidak mau berhenti. Saat Pandu melompat dari sepeda motor, dia terjatuh dan terluka di pelipis.
Petugas kemudian membawanya ke Polsek dan memeriksakan kondisinya di puskesmas,” lanjut Anwar.
Menurut pihak kepolisian, hasil pemeriksaan di puskesmas tidak menunjukkan tanda-tanda kekerasan fisik.

Pandu hanya diberikan obat dan diizinkan pulang.
Namun, keluarga korban menyatakan bahwa Pandu mengeluh sakit perut setelah kejadian.