Wakaf Bisa Menjadi Instrumen Untuk Membantu Negara Mengentaskan Kemiskinan

JAKARTA, cinews.id – Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI), Kamaruddin Amin mendorong Semua pihak berpartisipasi dalam kegiatan wakaf. Pasalnya, wakaf dinilai bisa menjadi instrumen untuk membantu negara mengentaskan kemiskinan.

Menurut Kamaruddin, salah satu prioritas sasarannya saat ini adalah wakaf uang. Sebab, ada potensi Rp180 triliun per tahun yang bisa dikapitalisasi untuk wakaf.

Kamaruddin menjelaskan, potensi ini harus bisa dikejar. Pihaknya juga akan meluncurkan program Gerakan Indonesia Berwakaf untuk bisa mengejar potensi wakaf di Tanah Air.

Dia tidak menargetkan muluk-muluk. Pada tahap awal minimal, kata dia, 10 persen dari potensi wakaf tersebut bisa terserap.

“Bapak bisa bayangkan kalau potensi yang Rp180 triliun per tahun itu bisa dikapitalisasi, ya untuk pertama jangan, tidak usahlah 100 persen, tidak usah 50 persen, tidak usah 40-30 persen, 10 persen saja bisa kita kapitalisasi potensi itu, Rp18 triliun saja misalnya setiap tahun, itu jumlahnya sungguh sangat luar biasa. Sangat berpotensi untuk pengentaskan kemiskinan,” ungkap Kamaruddin dalam diskusi bersama jurnalis di Penang Bistro, Jakarta, Jumat (11/10/2024).

Dia menyampaikan wakaf juga bisa menjadi instrumen yang powerfull untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Bahkan, bisa berkontribusi dalam mempercepat pencapian Sustainable Development Goals (SDGs).

“Nah teman-teman, Bapak Ibu sekalian, Gerakan Indonesia Berwakaf ini, wakaf uang, masyarakat bisa berwakaf berapa pun, kapan pun, di mana pun,” ujarnya

Dia menyampaikan BWI telah mempersiapkan instrumennya terkait wakaf uang. Dia mengajak semua lapisan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan wakaf ini.

Salah satu program yang tengah digencarkan, yakni mengajak calon-calon pengantin, yang jumlahnya mencapi 1,5 juta pasang setiap tahun untuk berwakaf.

“Kita bisa bayangkan kalau 1.500.000 perwakaf, Rp100 ribu saja, itu kita bisa hitung jumlahnya berapa? Cukup besar. Kemudian siswa-siswi, siswa-siswi madrasah, siswa-siswi sekolah-sekolah kita. Siswa-siswi madrasah saya ada 10.000.000 Pak, lebih,” ujar dia.

Dia menyampaikan jika jumlah wakaf sudah banyak, ini bisa menjadi sarana untuk berkontribusi mewujudkan Indonesia yang kuat, kokoh, dan mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

“Jadi, mengentaskan kemiskinan di Indonesia itu sebenarnya, saya sering mengatakan begini Pak, bukan tugas pemerintah saja. Kewajiban untuk membantu yang lemah, itu adalah kewajiban setiap orang yang punya kemampuan,” ujar dia.

Dalam konsep Islam, kata dia, membantu orang lemah, itu wajib bagi siapa pun yang mampu. Jadi sebenarnya berwakaf itu, menurut dia, hukumnya wajib.

“Ya, berapa pun sesuai dengan kemampuan kita, supaya anak-anak miskin, anak-anak yatim, yang terlantar, yang membutuhkan pendidikan, yang membutuhkan pertolongan. Saya kira wakaf ini adalah salah satu instrument, salah satu sarana yang disiapkan oleh Islam, oleh agama kita, untuk menjadi, untuk berkontribusi fundamental di masa-masa yang akan datang,” pungkasnya.


Eksplorasi konten lain dari Cinews.id

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *