Lampung, CINEWS.ID – Beberapa tahun terakhir, penipuan daring marak di Asia Tenggara. Kejahatan ini meliputi penipuan melalui media sosial dan judi daring, dengan nilai kerugian miliaran dollar AS. Korbannya tak hanya dari Asia Tenggara, tetapi juga dari negara di luar Asia, seperti Amerika Serikat.
Institut Perdamaian Amerika Serikat (USIP) memperkirakan, warga AS telah kehilangan 3,5 miliar dollar AS akibat penipuan daring, terutama yang berlokasi di Asia Tenggara.
Ada dua negara utama di Asia Tenggara yang menjadi lokasi kejahatan tersebut, yaitu Myanmar dan Kamboja. Pertumbuhan kejahatan penipuan daring di Myanmar tak bisa dilepaskan dari kondisi politik serta keamanan di negara ini.
Junta Myanmar mengalami perlawanan dari milisi di sejumlah wilayah. Tak sedikit wilayah di Myanmar yang tak lagi dikendalikan oleh pemerintah pusat, tetapi diperintah oleh milisi lokal.
Di Kamboja, kejahatan penipuan daring juga tumbuh. Kompas pun pernah melakukan liputan investigasi di salah satu lokasi kejahatan itu beroperasi.
Tak sedikit pendanaan penipuan daring berasal dari warga China. Sebagian keuntungan ditengarai mengalir ke politisi dan kelompok politik setempat. Belum lama ini, Pemerintah China marah dan bekerja sama intensif dengan Thailand, serta beberapa kelompok setempat, untuk memberantas penipuan daring.
Lantaran, seorang aktor muda China dijanjikan ikut shooting sehingga terbang ke Bangkok. Setelah itu, ia dibawa ke wilayah Myanmar untuk menjadi pekerja penipuan. Aktor itu akhirnya bisa diselamatkan.
Penipuan daring disebut oleh The Economist lebih berbahaya ketimbang perdagangan narkoba. Kejahatan ini memanfaatkan kondisi kesepian korbannya. Penggunaan kecerdasan buatan dan teknologi peretasan sangat dikuasai pelakunya. Deepfake lewat video, misalnya, telah membuat sebuah perusahaan Barat tertipu dan mentransfer uang dalam jumlah besar.
Korban tak hanya mereka yang tertipu sehingga mentransfer uang, tetapi juga pencari kerja dari seluruh dunia. Mereka dijanjikan pekerjaan. Sayangnya, mereka ternyata dipaksa untuk merayu, menipu, dan meminta transfer.
Kejahatan penipuan daring menjadi ancaman besar di Asia Tenggara. Indonesia bersama negara lain di Asia Tenggara perlu segera membuat kebijakan pencegahan dan pemberantasan yang efektif. Terus didiklah warga untuk berhati-hati.