Pimpinan DPR Soroti Polemik Sekolah yang Tak Input Data Siswa Pendaftar SNBP 2025

Demo Siswa SMKN 2 Solo karena Tak Bisa Daftar SNBP 2025.

Jakarta, CINEWS.ID – Belakangan terungkap banyak data siswa siswa kelas XII yang tidak terdaftar di Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), hal itu akibat kelalaian sekolah. Para siswa berprestasi itu pun terancam tidak bisa ikut dalam Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPM) melalui Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

Beberapa sekolah yang lalai memfinalisasi PDSS di antaranya adalah SMAN 1 Mempawah Kalimantan Barat, SMKN 2 Solo Jawa Tengah, dan SMAN 17 Makassar Sulawesi Selatan. Para siswa di sekolah tersebut pun sampai menggelar aksi protes terhadap guru-guru yang lalai menginput data mereka ke PDSS.

Video-video saat murid demonstrasi di sekolah itu pun viral beredar media sosial. Terlihat ada anak-anak yang menangis karena terancam tidak bisa berkuliah lewat jalur SNBP sebagai salah satu cara menggapai mimpi mereka.

Sebagian siswa membentangkan spanduk bertuliskan kekecewaan kepada guru mereka seperti ‘Guru lalai, kami terbengkalai’, ‘Oknum Merenggut Mimpi’, dan sebagainya.

Menanggapi polemik itu, Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal menyesalkan adanya kelalaian pihak sekolah karena tak mendaftarkan anak didiknya yang berhak mengikuti SNBP hingga waktu yang ditentukan.

Cucun menilai, masalah tersebut cukup serius karena berkaitan dengan masa depan generasi penerus bangsa. Terutama karena SNBP merupakan kesempatan bagi siswa-siswa berprestasi untuk masuk kuliah tanpa melalui tes.

“Anak-anak ini punya mimpi untuk masa depan mereka, tapi jadi korban karena kelalaian pihak sekolah. Jadi ini bukan hanya soal masalah administrasi, tapi terbuangnya satu kesempatan bagi anak-anak berprestasi meraih cita-cita mereka,” kata Cucun, Jumat (7/2/2025).

Sebagai informasi, Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) merupakan salah satu jalur penerimaan mahasiswa baru untuk menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang diperuntukkan bagi siswa SMA/SMK/MA yang memiliki prestasi.

Program ini memberikan kesempatan bagi siswa-siswi yang berprestasi untuk melanjutkan pendidikan tinggi tanpa harus mengikuti ujian tertulis. SNBP dilakukan berdasarkan hasil penelusuran prestasi akademik dengan menggunakan rapor serta prestasi akademik dan non-akademik siswa yang telah ditetapkan PTN.

Namun karena kelalaian guru yang tidak mendaftarkan data siswa ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) hingga masa tenggat tanggal 31 Januari 2025, ratusan siswa eligible itu tidak bisa mendaftar dan mengikuti SNBP.

Padahal Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) sebagai panitia pendaftaran SNBP telah memberikan waktu yang cukup lama untuk pengisian PDSS mulai tanggal 6 Januari. Namun, beberapa pihak sekolah yang gagal melakukan finalisasi berdalih kesulitan melakukan penginputan, terkendala infrastruktur dan jaringan, hingga ada juga yang menyatakan karena data siswa terkena dampak bencana alam.

Menurut panitia SNBP, banyak sekolah yang gagal menyelesaikan PDSS karena baru melakukan penginputan di hari terakhir pendaftaran. Pengisian PDSS mendekati waktu penutupan disebut kerap dilakukan oleh sekolah-sekolah terkenal di Indonesia.

“Saya pikir semua sekolah pasti punya tantangan masing-masing ya. Bahkan berdasarkan keterangan panitia SNBP, ada sekolah yang kualitas infrastruktur jaringan lebih parah tapi berhasil menyelesaikan tugasnya sebelum tenggat waktu berakhir,” lanjut Cucun.

Cucun pun berharap, kejadian seperti ini tidak kembali terulang di masa yang akan datang. Dia juga berharap, anak anak yang gagal mengikuti SNBP tahun ini bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dambaannya.

“Jangan pupus mimpi anak-anak karena kelalaian pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab mengemban amanat ini. Harus ada evaluasi ke depan,” kata legislator PKB dapil Jawa Barat itu.

Disisi lain, Cucun mengapresiasi upaya Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang membantu sekolah-sekolah yang belum bisa mengunggah PDSS melalui berbagai layanan. Kemendikdasmen juga telah berkoordinasi dengan Kemendiktisaintek yang mengurus soal pendaftaran SNBP.

“Karena ini menyangkut nasib anak-anak berprestasi kita yang merupakan calon-calon pemimpin bangsa ke depan. Jangan abaikan mereka karena kelalaian pihak lain,” pungkas Cucun.