Demo di Patung Kuda, Aliansi Dosen ASN Ancam Mogok Mengajar Jika Tuntutan Tukin Tak Terealisasi

Sekitar 300 lebih dosen ASN yang tergabung dengan Aliansi Dosen ASN Kemendikti-Saintek Seluruh Indonesia (Adiksi) menggelar aksi damai di sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat, Senin.(3/2/2025).

JAKARTA, Cinews.id – Sekitar 300 lebih dosen ASN yang tergabung dengan Aliansi Dosen ASN Kemendikti-Saintek Seluruh Indonesia (Adiksi) menggelar aksi damai di sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat hari ini, Senin (3/2/2025). Mereka menuntut pencairan tunjangan kinerja (tukin) yang tak kunjung dibayarkan sejak 2020.

Koordinator Aksi, Anggun Gunawan mengatakan, aksi ini merupakan respons atas ultimatum dari aliansi kepada Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikti-Saintek). Sebab, tuntutan mereka belum direspons pihak kementerian.

“Jadi kami mengultimatum kepada kementerian sejak 14 Januari untuk menteri bisa memberikan pernyataan resmi kepada kami terkait tukin ini seperti apa. Kami hanya ingin pernyataan resmi dari menteri. Dan kami sudah ultimatum sampai tanggal 24 Januari. Sampai 24 Januari tidak ada respons dari kementerian. Kami hanya mendengarkan pernyataan pihak kementerian dari media,” ujar Anggun saat dikonfirmasi, Senin (3/2/2025).

Anggun menyampaikan aksi kali ini difokuskan untuk mendapat atensi dari Presiden Prabowo Subianto. Pihaknya berharap Kepala Negara memberikan semacam kebijakan kepada mereka.

“Kalau misalnya ini sudah mentok maka mau tidak mau kami terpaksa akan melakukan aksi untuk mogok mengajar,” ungkap dia.

Dia juga menyatakan upaya lain dilakukan. Di antaranya, mengajukan gugatan ke pengadilan tata usaha negara (PTUN) jika tidak ada itikad baik dari pemerintah.

Anggun mengatakan dampak serius tidak dibayarkannya tukin tersebut. Pertama adalah mempengaruhi segi integritas.

“Kawan-kawan di perguruan tinggi untuk survive itu mereka pada akhirnya harus mengakali anggaran. Bikin proposal yang harus mark up anggaran,” sebut dia.

Para dosen juga dinilai sulit fokus mengajar. Sebab, harus mencari tambahan dengan mengajar di perguruan tinggi lain.

“Dikatakan kami bisa cari duit dari hibah penelitian itu tidak bisa juga karena gak ada honor di hibah. Sementara kawan-kawan yang lain mereka tidak fokus (mengajar) di kampusnya karena mereka harus mengajar juga di kampus luar,” ujar dia.

Lebih menyedihkan lagi, kata Anggun, kawan-kawan dosen yang ada di daerah. Sebab, jumlah perguruan tinggi terbatas.

“Mereka tidak ada PTS atau kemapusnya sedikit jadi ngamen juga tidak bisa. Akhirnya mereka juga bekerja dengan cara-cara lain, ada yang jualan, tukang ojek, dan lain sebagainya,” kata dia.

Aksi damai para dosen ASN ini menuntut dua hal. Pertama, para dosen ASN meminta tukin dosen dibayarkan sejak 2020-2024. Kedua, dosen ASN meminta tukin untuk anggaran 2025 dibayarkan untuk seluruh ASN dosen Kemendikti-Saintek tanpa terkecuali.

“Dosen ASN Kemendikti-Saintek sekitar 80 ribu dan kalau ingin dibayarkan untuk tahun ini sekitar Rp8,3 triliun,” ujar dia.