MEDAN, Cinews.id – Dinas LHK Sumut menyebutkan, 100.000 hektare hutan mangrove yang tersebar di wilayah Sumatera Utara kondisinya saat ini hanya 59.765 hektar, dan beberapa ribu hektar lainnya mengalami kerusakan karena faktor manusia ataupun bencana alam.
“Hutan mangrove di Sumut ada yang rusak berat sekitar 15.000 hektar. Jadi kondisi yang rusak inilah yang akan dilakukan rehabilitasi,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Sumut, Yuliani Siregar saat media gathering di Medan dengan pembahasan langkah Dinas LHK Sumut dan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Sumut dalam merehabilitasi mangrove demi menjaga ekosistem, Ahad (1/12/2024).
Menurutnya, Pemerintah Indonesia sejak tahun 2020 lalu telah menunjuk BRGM untuk melakukan rehabilitasi mangrove di Sumut.
Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Wampu Sei Ular juga turut membantu BRGM dan Dinas LHK untuk merehabilitasi mangrove dengan cara melakukan penanaman baru.
Dari data yang dimiliki Yuliani, total luas mangrove yang sudah ditanam mencapai 8.307 hektar. Penanaman itu dilakukan secara bertahap sejak 2018 sampai 2024 ini.
“Di Sumatera Utara itu ada beberapa kota dan kabupaten yang banyak mangrove nya, terutama di daerah Langkat, Serdang Bedagai, Deli Serdang, Batu Bara, Asahan, Labuhan Batu, Sibolga, Tapanuli Tengah, Mandailing Natal dan ada juga di Nias,” bebernya.
Menurutnya, Pemprov Sumut telah membuat peta yang bisa menjadi acuan untuk melakukan rehabilitasi mangrove.
Peta ini dibuat juga untuk menghindari adanya tumpang tindih kegiatan, mengingat ada instansi pemerintah lain juga yang turut membantu Pemprov Sumut merehabilitasi mangrove.
“Di sini ada BPDASHL, ada juga BRGM sehingga datanya harus saling terintegrasi,” pungkasnya.
Eksplorasi konten lain dari Cinews.id
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.